Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Bahaya pasang monosok di Thunder 125?


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Atenk / Atenk - otomotifnet.com

Banyak pemilik Suzuki Thunder 125 yang tak puas sama tampilan kaki-kaki belakang, mengaplikasi swing arm beserta sok tunggal (monosok). Itu wajar, sebab suspensi model begitu dinilai lebih stabil dibanding bawaan Thunder yang dual shock.

 

Gambar

Gbr

 

 

 

Eits, tapi ternyata pemasangan monoshock di Thunder enggak bisa sembarangan lo!

"Parahnya kalau posisi lengan ayun dan sok enggak pas, bisa bikin handling jadi enggak karuan," beber Gemma G. Hadis dari bengkel Gege Motor (GM).

 

Lebih lanjut Gemma menambahkan, biasanya penurunan handling dirasakan pada monosok yang memiliki sistem pasang plug and play alias P'NP.

 

"Waktu itu gue pernah pakai arm lokal dipadu sok bawaan Yamaha MX. Gejalanya setang jadi limbung saat motor diajak nikung pada kecepatan tertentu," tambahnya.

 

Masuk akal! Sebab, pada dasarnya sasis Thunder memang tak dirancang untuk monosok! Alhasil peran sokbreker belakang sebagai penopang kekuatan sasis belakang ketika menerima tekanan beban seperti pembonceng jadi hilang (gbr.1).


Gambar 1

Gbr 1

 

 

 


Gambar 2

Gbr 2

 

 

 

 

 

Kelemahan lain, tipe monosok P'NP pada bagian dudukan sok atasnya hanya diikat dua baut. "Itu bisa bikin kedudukan sok ikut goyang saat motor diajak bermanu­ver tajam," bilang Ari Kristanto mekanik dari GMotor yang pernah mengalami beberapa kasus mengenai monosok jadi-jadian ini di Thunder pasiennya.

 

Trus kalau mau tetap aman, gaya dan stabil gimana? Ada dua pilihan! Yakni pertama mengganti sok bawaan pabrik dengan milik Bajaj Pulsar 200. Di kalangan anak klub Thunder, sokbreker itu jadi favorit karena rebound yang dihasilkan lebih keras dibanding bawaan asli Thunder.


Gambar 3

Gbr 3

 

 

Pilihan kedua, silakan aplikasi monosok. Tapi dengan catatan monosok yang dipakai bukan sistem P'NP dan juga jarak sumbu roda dan ketinggian motor jangan sampai berubah.

 

"Selain itu, perhatikan juga posisi kemiringan sok. Posisi sok (gbr.2) yang gak berada tepat di tengah sasis bisa menyebabkan as sok patah.

 

Selain itu, hal tersebut juga bisa bikin posisi ban belakang jadi enggak center dengan bodi dan sasis ketika dipantau dari belakang, (gbr.3) " tutup Gemma.

 

Sumber  :Penulis/Foto: Atenk / Atenk - otomotifnet.com



Sponsored Links

Minerva Sachs GTR 150, Skutik Berpostur Bebek Sport
Pangsa pasar sepeda motor Indonesia yang sangat besar membuat berbagai pelaku bisnis ingin memasuki ...

Berangus kerak karbon di ruang bakar mesin..
Mobil terasa kurang bertenaga, ngelitik, boros bensin dan emisinya kurang bagus meski rajin tune up?...

Megelli 250 Berteknologi Gabungan Dua Negara
Pasar sepeda motor Indonesia kedatangan tamu baru, Megelli. Motor kolaborasi dua negara, Shachs Germ...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru