Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Buka - bukaan seputar lampu LED!


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Penulis/Foto: Toncil / Salim

Light Emitting Diode (LED) layaknya seekor ulat, sedang naik daun. Menggantikan kehadiran bohlam lampu biasa. Banyak alasan kenapa LED ini begitu diminati.

 

Misalnya untuk aplikasi rem balakang atau third brake lamp. Alasan yang paling banyak mengemuka daya sinarnya yang lebih terang dibanding bohlam biasa.

 

Selain itu juga hanya membutuhkan asupan arus yang kecil sehingga jika menyala terus sekalipun tak membuat aki soak.

 

Anggapan lainnya, LED tidak bisa putus. Itu benar, karena jika LED tak bersinar bisa dipastikan faktor pendukung seperti resistor yang bermasalah.

 

Sehingga LED tak menyala karena tak mendapat arus listrik. Selebihnya, LED hanya bisa berkurang sinarnya alias redup jika jam terbang sudah tinggi atau mendekati batas usia pakai.

 

"Selain itu harus dilihat juga LED tersebut buatan mana. Cina, Taiwan, Jepang atau lainnya," sebut Wira Sentosa, dari bengkel SACS di Pondok Gede, Jaktim. LED dari Jepang atau Taiwan memiliki kualitas yang lebih bagus dibanding produk Cina.

 

Perbedaan secara fisik tak terlihat, namun daya pendar LED Cina tak seterang LED Jepang atau Taiwan. Itupun masih sangat sulit dijadikan patokannya.

 

Lampu kecil ini mungkin saja berkurang sinarya disebabkan dari voltase mobil yang kadang berubah. Namun LED Cina lebih sensitif terhadap voltase ini.

 

Keluaran Cina hanya mampu bertahan antara 11-13,5 volt, kurang atau lebih dari angka tersebut dapat dipastikan menemui ajal.

 

Tak seperti keluaran Jepang atau Taiwan yang tahan terhadap voltase di bawah 9 volt dan di atas 14 volt. Di bawah 9 volt aki sudah benar-benar tak berfungsi dan di atas 14 volt overcharge.


Gambar 1

Gambar 1

 

 


Gambar 2

Gambar 2

 

 


Gambar 3

 

Gambar 3

 

 


Gambar 4

Gambar 4

 

 

 

Kalau sudah putus berarti harus dilihat, apakah LED-nya (gbr 1), resistor, atau jalurnya. Melihat putusnya jalur bisa dengan menggunakan ohm meter.

 

Jika putus menunjukkan angka 0,00 (gbr 2) Kalau hanya LED yang putus, berarti hanya satu lampu saja yang putus, namun kalau resistor yang rusak, berarti satu rangkaian, yang biasanya terdiri dari beberapa LED (gbr 3). Bisa 4, 5 atau 6 LED digabungkan melalui satu resistor. Kalau resistor putus, berarti 6 LED akan mati.

 

Jika sudah diketahui, berarti tinggal melakukan penggantiannya. Harga LED berkisar Rp 100-400(buatan Cina), Rp 1.500-3.000(Taiwan) dan Rp 3.000-4.000(Jepang). Namun akan sangat sulit melihat apakah LED tersebut keluaran Cina, Taiwan atau Jepang.

 

Menurut pria berkulit putih ini, yang bisa dijadikan bantuan dari kemasan. Sebagai contoh lampu rem. Kalau menggunakan LED Jepang atau Taiwan biasanya casing lampu tersebut tak bisa dibongkar, berbeda dengan LED dari Cina yang bisa dibongkar. Tapi itupun bukan patokan resmi.

 

Lantas beralih ke proses kerja. Keluarkan LED dari dudukannya menggunakan panasnya solder (gbr 4). Hal yang sama juga dilakukan jika resistor yang harus diganti. Setelah mengganti dengan yang baru, hati-hati saat solder, jangan sampai justru membuat putus komponen lainnya.

 

Sumber :Penulis/Foto: Toncil / Salim - otomotifnet.com



Sponsored Links

Problem Solving - Lari Yamaha V-Ixion kok ndut-ndutan yah?
Motor injeksi dirancang minim perawatan. Paling cuma perlu ganti oli rutin, busi dan lainnya. “Kal...

Problem solving - Perkuat lampu belakang Suzuki Smash bro!
Yanuar Rahman mahasiswa perguruan tinggi Moestopo Jakarta sempat merasakan malu ketika dalam perjala...

Sokbreker Jupiter MX gampang jebol? ganti punya Nouvo Z coy!
Setiap motormania, pasti punya masalah tersendiri terhadap tunggangannya. Seperti dialami Rommy Hami...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru