Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Kerusakan mobil akibat banjir - Nekat menerjang banjir, ini akibatnya rusak deh jadinya!


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Penulis: Fitra Eri, Boy BedingFOTO: ZAENURI

Mobil tak dirancang untuk menerjang banjir. Bila nekat, maka bisa terjadi kerusakan. Berikut kami berikan daftar kerusakan parah akibat banjir yang siap menguras kantung Anda.

 

Ketika kita dihadapkan pada area yang tergenang banjir, ada 2 pilihan di benak kita. Mencari jalan alternatif lain atau melibasnya.

 

 Biasanya sebelum mengeksekusi kita mempertimbangkan beberapa hal, seperti pengalaman terdahulu menerjang banjir, jenis mobil yang kita pakai serta setinggi apa banjirnya.

 

Namun sesungguhnya, ada beberapa hal yang walaupun kemungkinan terjadinya kecil tapi bisa menguras kantung Anda dalam sekejap.

 

Kami tentu tidak ingin Anda tertimpa masalah itu. Untuk itu kami paparkan beberapa kerusakan parah akibat banjir, berikut cara pencegahannya.

 

WATER HAMMER

Potensi kerugian : Puluhan hingga ratusan juta rupiah

 

Gbr 1


Ini adalah jenis kerusakan terparah yang bisa diakibatkan oleh air dari banjir. Water hammer adalah fenomena ketika air masuk ke dalam ruang bakar ketika mesin sedang bekerja.

 

Akibatnya, piston yang sejatinya mengkompres udara dan bahan bakar pun harus mengkompres air yang masuk.

 

Berhubung air adalah zat yang tidak bisa dikompres, maka akan terjadi tekanan sangat tinggi di dalam ruang bakar yang mengakibatkan piston berlubang, setang piston patah serta blok mesin pecah.

 

Biaya perbaikan menjadi sangat mahal, apalagi bila mobil tersebut menggunakan teknologi mesin canggih. Sialnya, kerusakan akibat water hammer bukanlah risiko yang ditanggung oleh asuransi.

 

Untuk itu, ketika terpaksa menerjang banjir, pastikan letak saluran masuk udara ke mesin cukup tinggi.

 

Saat melibas banjir, usahakan putaran mesin tetap di bawah 1.500 rpm, karena semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi pula kemungkinan air terhisap ke mesin.

 

OLI TERCAMPUR AIR

Potensi kerugian : Puluhan juta rupiah

 

Gbr 2

 


Saat bagian mobil terendam, maka air akan berusaha mencari celah yang bisa dimasuki. Salah satu bagian yang rentan disispi air adalah transmisi. Begitu air masuk, maka oli di dalamnya akan terkontaminasi.

 

Oli yang tercampur air akan kehilangan daya lumasnya secara drastis. Selain itu, air akan membuat komponen mesin lebih rentan terkena karat.

 

Namun sebelum karat terjadi, daya lumas oli yang berkurang akan membuat bagian yang bergesekan menjadi aus secara dini.

 

Pada transmisi otomatis, pelumas yang terkontaminasi air akan menyebabkan kerusakan di plat kopling berlapisnya. Dan bila rusak, Anda harus menggantinya satu set dengan harga lumayan mahal.

 

Cara mencegah kerusakan akibat oli terkontaminasi adalah dengan memeriksa warna oli setelah melewati banjir.

 

Oli yang tercampur air akan berwarna lebih mudah dan bersifat lebih cair. Bila ini terjadi, segera ganti oli untuk menghindari kerusakan parah.

 

ALTERNATOR KORSLET

Potensi kerugian : Rp 1-3 juta

 

Gbr 3


Alternator merupakan komponen yang mengubah putaran mesin menjadi arus listrik. Sebetulnya bagian ini tidak rentan rusak bila terkena air. "Tapi zaman sekarang mobil sudah banyak yang memakai alternator canggih dengan IC (integrated circuit) di dalamnya.

 

Nah, ini bisa rusak bila terendam air," jelas Atek, punggawa Galeri Alternator di kawasan Jakarta Selatan.

 

Bila alternator tak berfungsi, maka aki akan cepat tekor dalam waktu singkat. Mobil akan mogok akibat kehabisan listrik. Matinya alternator akan ditandai dengan menyalanya indikator aki di dasbor.

 

 

Bila Anda mendapati hal ini, segera cari tempat aman untuk menepi dan dereklah mobil ke tempat tujuan.

 

Bila Anda memang tipe orang yang senang melibas banjir, ada baiknya membuatkan pelindung untuk menepis air dari alternator.

 

Pastikan juga ketinggian posisi alternator di mobil Anda, supaya tak terendam.

 

KOPLING MENEMPEL

Potensi kerugian : Rp 2-5 juta

 

Gbr 4


Pada mobil bertransmisi manual, sangat diharamkan memarkir mobil sesaat setelah terkena banjir. Air yang merembes ke kopling, akan membuat kopling dan dekrup menjadi lembab.

 

Kelembaban ini mengakibatkan terjadi adhesi yang kuat antara plat kopling dan dekrup.

 

Saat transmisi dalam posisi netral, kopling dalam posisi lepas sehingga plat kopling dan dekrup saling melekat kencang. Jika dibiarkan semalaman, jangan heran kalau keesokan harinya transmisi mobil Anda tak dapat dioperasikan.

 

"Hal ini karena plat kopling dan dekrup menempel dan berkarat," jelas Theodorus Suryajaya, mekanik dari Rev Engineering yang beberapa kali menemukan fenomena seperti ini. "Karena kopling tidak bisa bebas, maka mustahil memasukkan gigi."

 

Bila ini terjadi, ada cara yang bisa dilakukan. Yakni dengan memasukkan gigi 1 dalam keadaan mesin mati. Kemudian dengan menginjak kopling, nyalakan mesin.

 

Mobil akan meloncat maju sesaat. Momen impak ini akan melepas kopling dari dekrup. Pastikan tak ada halangan di depan mobil melakukan hal ini.

 

Jika cara tadi tidak berhasil, tak ada jalan selain membongkar kopling dan memisahkannya secara paksa.

 

Ada kemungkinan kopling dan dekrup rusak ketika coba dipisahkan. Kalau sudah begini, terpaksa mengganti satu set kopling baru.

 

 

Sebagai pencegahannya, setelah melewati banjir jalankan mobil sekitar setengah jam dengan sering melakukan perpindahan gigi. Langkah tersebut membuat panas di kopling dan menguapkan kandungan air didalam.

 

REM BERKARAT
Potensi kerugian : Rp 1-5 jt

Gbr 5


Sama halnya seperti kopling, kampas dan piringan rem mudah berkarat bila dalam keadaan lembab. Dan saat kita menarik rem tangan, kampas rem belakang bisa menempel dengan piringannya. Gejala menempelnya rem bisa kita rasakan setelah rem tangan dilepas, namun laju mobil tetap terhambat.

 

Atasi dengan memaksakan mobil maju sehingga rem terlepas dari piringannya. Tapi bila kadar menempelnya sudah sangat erat, bisa terjadi kerusakan pada kampas maupun piringan rem.

 

Untuk mencegah hal seperti ini, setelah melewati banjir injaklah pedal rem sedikit sembari tetap menginjak gas. Hal ini akan membuang air serta menimbulkan panas pada rem sehingga air menguap.

 

ECU KORSLET

Potensi kerugian: Rp 8-20 jt

Gbr 6


Saat ini banyak mobil keluaran baru memiliki engine control unit (ECU) yang diletakkan di dalam ruang mesin. Posisi ini jelas rentan terkena air saat melibas banjir. "Dan jika sampai terjadi korslet, maka Anda harus mengganti ECU baru, tidak bisa bagian per bagian," papar Theodorus lagi.

 

Untuk mencegak hal tersebut, jangan lewati banjir dengan kecepatan tinggi, sehingga meminimalkan risiko terjadi cipratan. Bila memungkinkan, buatlah pelindung ECU, terutama di bagian soket, supaya lebih tahan bila terkena air.

 

Sumber :Penulis: Fitra Eri, Boy Beding FOTO: ZAENURI - otomotifnet.com



Sponsored Links

Service Hanger Pintu - Mencegah Bunyi Pintu Braak
Mendengar bunyi braak saat menutup pintu, banyak pemilik mobil menyalahkan karet pintu yang sudah au...

Suzuki Spin - membikin pelek Jari-Jari ring 17 di Suzuki Spin, pilihan tampil beda!
Belakangan, banyak Suzuki Spin 125 mengaplikasi pelek jari-jari. Maklum, meski tampilan minimalis, t...

Subtitusi kampas rem depan Mega Pro?
Umur 6 tahun, buat Honda Mega-Pro seperti milik Aries Maulana udah masuk kategori berumur. Dipastika...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru