|
|
Menaklukkan Jalur Subang-Lembang dengan New Vios
Sponsored Links
Author: Penulis: SBT - otomotif.kompas.com
Toyota New Vios dengan latar belakang kota Bandung
Melintas jalan di Subang
Inilah kelebihan dari New Vios yang terdapat pada tipe G A/T dan TRD Sportivo
Dengan kecepatan normal, konsumsi bahan bakar 1:15,3 dan yang teririt
— Ketika diajak oleh PT Toyota Astra Motor untuk menjajal New Toyota Vios yang dikemas dalam acara Impressive Journey with the New Vios, 22-23 April lalu, muncul pertanyaan dalam hati, kenapa Toyota mengundang puluhan wartawan untuk mencoba mini-sedan ini?
Sebab, dari sektor mesin, kapasitasnya masih sama dengan model sebelumnya, 1.500 cc. Begitu juga tipenya, masih menggunakan 1NZ-FE 4-silinder, in-line 16-katup DOHC VVT-i.
Dari eksterior—karena facelift—tentu tak banyak perubahaan. Kebetulan, pada New Vios ini, Toyota mengeluarkan tiga varian, yakni tipe E (manual atau M/T) dan G (matik atau A/T). Yang beda dengan model sebelumnya adalah desain gril dan velg, serta sensor parkir (back sonar). Sementara itu, di varian matik terdapat fitur smart entry.
Fitur tersebut juga terpasang pada varian Vios tertinggi, yakni Sportivo TRD. Kelebihan lainnya ada pada eksterior. Di sana, desain lampu kabut dan bemper tampak seperti terpisah dan tambahan side skirt.
Masuk ke interior, selain smart entry dan back sonar, masih terdapat tiga keunggulan lainnya. Pada dasbor terdapat DVD player, tombol start & stop system (juga ada pada matik), dan center cluster.
Kebetulan, dalam acara ini Toyota menyiapkan 6 New Vios, terdiri dari satu TRD Sportivo, tiga tipe E manual, dan dua G matik. Masing-masing mobil diisi 4 orang dan 3 orang.
Teririt Dalam acara ini, ada tiga hal yang menjadi tantangan bagi saya dalam menguji New Vios bertransmisi manual. Pertama, mengenai rute tes. Jalur tol Jakarta-Cikampek yang kemudian dialihkan ke Subang melalui Lembang sangatlah tepat untuk membuktikan tagline Vios, "Fuelsaver & Speedmaker".
Tantangan kedua, dengan kondisi medan yang bervariasi, kami dituntut memanfaatkan konsumsi bahan bakar secara irit melalui kompetisi. Bayangkan, satu mobil diisi empat dan tiga orang, serta pengemudi yang memiliki karakter berbeda-beda. Selama perjalanan, kami melesat dengan kecepatan tertinggi 100 km/jam dan terendah 30 km/jam. Tak luput juga kondisi merayap di lalu lintas yang padat di Subang dan pasar Lembang.
Dari perjalanan sejauh 188 km, Vios yang kami kendarai itu mengonsumsi bahan bakar rata-rata 1 liter untuk 15,43 km. Kami pun dinyatakan sebagai yang teririt. Semenatra itu, yang New Toyota Vios versi matik mengonsumsi 1 liter untuk jarak tempuh 13,1 km.
Tantangan ketiga, kami ingin tahu performa Vios. Dimuati 4 orang dengan bobot di atas 60 kg per orang, seperti apakah manuver mobil ini pada jalanan berkelok-kelok yang dipadu tanjakan panjang dan terjal?
Meski mesin sama dengan model sebelumnya, tampaknya ada penyetelan pada engine control module (ECM) sehingga tenaga menengah ke atas cukup berisi. Pemakaian final ratio 4.058 sangat pas dengan tanjakan terjal jika pengaturan dilakukan dengan benar.
Artinya, sebelum menanjak, turunkan gigi persneling. Jika itu dilakukan saat sudah berada di tengah tanjakan, maka tenaga akan terkesan "boyo". Pemakaian final ratio itu cocok untuk pemakaian dalam kota atau untuk menghadapi padatnya lalu lintas.
Saat balik ke Jakarta, di jalan lurus tol Cipularang, kecepatan tertinggi yang hampir kami capai adalah 180 km/jam. Dengan catatan, tiap gigi dipindahkan pada putaran mesin maksimal (sesuai tertera di indikator).
Sponsored Links
|
|
|
|