Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Sistem Rem - Hati-hati upgrade rem mobil?


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Penulis: Dhany Ekasaputra

Gambar 1

 

 

 

 

 

Selain memperhatikan usia pakai minyak rem, sistem pun perlu mendapat perhatian. Apalagi bila mobil mengadopsi transmisi otomatis, beban kerja rem pun semakin tinggi. Kondisi ini perlu dicermati agar rem dapat bekerja optimal setiap saat

 

Salah satu caranya adalah memantau kondisi kampas rem, terutama roda depan. Hal ini dikarenakan rem depan akan menerima beban terberat saat deselerasi.

 

Apalagi bila mobil mengadopsi transmisi otomatis, dimana efek engine brake begitu minim terjadi dan tidak seperti transmisi manual.

 

Untuk itu, kualitas kampas rem pun perlu diperhatikan. Pemilihan material yang tepat dapat membuat kinerja rem semakin baik. Dan bila Anda ingin meningkatkan performa, kampas rem menjadi salah satu cara termurah dan termudah dilakoni para pemilik mobil.

 

Dua Faktor Penting


Kandungan asbestos masih digunakan pada kendaraan lawas. Namun bahan ini sangat berbahaya bagi kesehatan sehingga penggunaan asbestos di kampas rem mulai tidak lagi digunakan oleh produsen mobil modern. Tak ayal, kandungan non-asbestos menjadi part standar mobil baru saat ini.

 

 

Gambar 2

 

 

 

Gambar 3

 

 

 

 

Gambar 4

 

 

 

 

Gambar 5

 

 

 

 

 

Gambar 6

 

 

Keramik, karbon dan kevlar merupakan kandungan kampas rem yang memiliki performa lebih baik daripada asbestos. Layaknya sebuah komponen yang terdiri dari beragam campuran di dalamnya, komposisi material ini menjadi rahasia dapur dari produsen kampas rem.

 

Tapi beberapa produsen kampas rem pun menerapkan suhu kerja yang berbeda-beda, meski untuk kondisi harian. Untuk itu, Anda perlu mencermatinya bila ingin meningkatkan performa sistem rem di kendaraan. Jangan sampai, suhu kerja kampas rem berbeda dengan kondisi sehari-hari di jalan umum yang bekerja di kisaran -18° C hingga 150° C.

 

Jadi, jangan sampai Anda memilih kampas rem untuk kompetisi di kendaraan Anda. Dimana, rentang suhu kerjanya sangat berbeda dari kondisi harian. Bila hal ini diterapkan, mobil akan sulit berhenti, terutama saat kondisi sistem rem masih dingin.

 

Faktor penting lainnya selain temperatur kerja kampas rem adalah koefisien gesek. Semakin tinggi koefisien gesek, maka rem akan semakin pakem. Untuk itulah, pilihlah yang sedang-sedang saja. Sedikit lebih baik dari kondisi standar, namun tidak terlalu pakem.

 

“Biasanya, semakin pakem rem maka kampas rem akan cepat merusak cakram di kendaraan. Selain itu, hal ini akan berbahaya, terutama bagi mobil yang tidak dilengkapi teknologi rem ABS dan dalam kondisi jalan basah. Feeling pengemudi akan sulit ditemui dalam kondisi seperti itu,” papar Taqwa SS, mekanik balap Garden Speed.

 

Nah, berbicara koefisien gesek, ini merupakan paket antara rotor disc dengan brake pad. Tak heran bila beberapa produsen mobil seperti BMW, perlu mengganti rotor disc setiap dua kali penggantian kampas rem dalam perawatan berkalanya.

 

Terbayang bukan, bahwa paket rem dari produsen mobil telah dihitung dengan matang agar sesuai dengan bobot kendaraan yang diusung, temperatur kerja optimal dan usia pakai komponen. Jangan sampai usia kampas rem atau rotor disc menjadi lebih pendek akibat mengejar performa pengereman dan performanya justru membahayakan ketika jalan licin.

 

Salah Kaprah Melubangi Cakram Agar Lebih Pakem


Metode ini kerap digunakan mekanik berdasarkan desain disc rotor kompetisi yang memiliki lubang pendingin. Celakanya, desain ini diterapkan pada piringan cakram standar bawaan mobil.

 

 

Umumnya, rem depan mobil telah mengadopsi model ventilasi. Nah, bila piringan rem ini dilubangi tentu sirkulasi udara akan tidak optimal. Selain itu, bidang kontak antara rotor disc dengan brake pad semakin berkurang. Efek negatif lainnya, salah melubangi dapat menyebabkan disc rotor pecah ketika memuai dan digunakan.

 

Berbeda dengan rotor disc kompetisi. Dimana material dan koefisien gesek antara rotor disc dengan brake pad telah diperhitungkan, serta sirkulasi udara di dalamnya.

 

Salah Kaprah Mengganti Booster Rem Dengan Ukuran Lebih Besar


Modifikasi ini memang akan membuat sistem rem terasa lebih pakem.

Namun kondisi ini hanya menipu rasa pengemudi belaka. Sebab, kemampuan rem tidak berubah hanya usaha untuk menekan pedal rem menjadi lebih ringan.

 

 Kondisi inilah yang mengasumsikan performa rem terasa mengalami peningkatan.

 

Sebab, semakin besar ukuran booster rem membuat injakan pedal rem semakin ringan. Produsen mobil telah memperhitungkan besarnya diameter booster dengan bobot kendaraan. Jangan sampai, mobil dengan bobot ringan, menggunakan booster rem berdiameter besar.

 

Hal ini akan berdampak terhadap

feeling pengemudi. Sebab, roda akan semakin mudah terkunci ketika jalan dalam kondisi licin dan membuat mobil menjadi hilang kendali.

 

Tips Merawat Sistem Rem

 

Ganti minyak rem setiap 20.000 km atau 2 tahun.


Jangan menambahkan jumlah minyak rem di tabung resevoir. Sebab jumlah minyak rem yang berkurang menandakan ketebalan kampas rem di kendaraan sudah mulai tipis. Kecuali penurunan jumalh minyak rem berlangsung cukup cepat, memandakan telah terjadi kebocoran pada sistem


Bersihkan debu dengan menggunakan pembersih rem. Hal ini akan meminimalkan kerusakan rotor disc akibat debu yang terjebak antara brake pad dan rotor disc.


Membubut piringan rem dapat dilakukan bila telah terjadi getaran ketika Anda menginjak pedal rem. Namun setiap produsen mobil memiliki batas minimum ketebalan dari rotor disc. Jadi Anda perlu memperhatikan hal tersebut.

 

Sumber :Penulis: Dhany Ekasaputra - otomotifnet.com



Sponsored Links

Trouble Shooting - Cek CDI dan Koil Mati
Pernah alami mogok di jalan? Ya, gara-gara pengapian mendadak hilang. Penyebab perginya api busi unt...

Kaca Pintu Mobil Seret? Nih, Cara Memperlancarnya
Kaca pintu mobil mendadak tidak bisa diturunkan. Padahal, Anda harus masuk tol dan membayar tiket. K...

Atur kedipan sein : Terlalu rapat, jadi genit deh...
Pernah liat lampu sein motor kedipnya lama atau terlalu cepat?. Hal tersebut memang terlihat sepele,...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru