Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Per Daun, mungkin baja juga bisa patah?


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Penulis/Foto: Rio/Reza

Kala jalan-jalan santai di jalan tol bersama keluarga, handling Toyota Kijang diesel lansiran 2000 milik Coky tiba-tiba berubah.

 

Terasa buritan sedikit limbung walau tak sampai liar. "Padahal belum lama ganti sokbreker," keluh Coky sembari membayangkan apa lagi yang terjadi di mobilnya.

 

Setelah diteliti lebih lanjut ternyata per nomor 3 di sisi kiri patah terbagi dua (Gb.1). "Padahal kan dari baja, kenapa bisa patah ya?" kenang Coky bertanya-tanya.

 

Tidak terlalu berasa memang dari segi handling, bagaimanapun karena per patah, daya tumpu bobot mobil keseluruhan antara roda kiri dan kanan pasti akan berbeda. Belum lagi kalau pengemudi tidak menyadari kerusakan, bisa jadi malah merembet kemana-mana.

 

 


Gambar 1

Gambar 1

 

 

 

 

 

 


Gambar 2

Gambar 2

 

 

 

Fungsi utama per sebagai peredam guncangan dari kondisi jalan, kemudian gerak berlebih dari per tersebut akan diredam oleh sokbreker.

 

Seharusnya, per bukanlah part yang harus rutin diganti tiap kilometer tertentu.

 

Nah, penyebab per patah bisa dari material komponen per itu sendiri, komponen pendukung lain, atau justru dari perilaku pemilik.

 

"Dan per nomor 3 adalah per yang menopang beban terberat," urai Andreas T, tuner bengkel Phoenix-R di Sentra Onderdil Serpong Plasa, Tangerang.

 

 


Gambar 3

Gambar 3

 

 

Penyebab yang berasal dari komponen lain biasanya dari sokbreker yang sudah lemah. "Karena tak maksimal meredam guncangan per, maka kerja per akan lebih berat dan memperpendek usia pakai per," lanjut mekanik yang biasa dipanggil Andre ini.

 

 

Mengeceknya sedikit repot, kalau sokbreker bocor lebih mudah karena terlihat rembesan oli di sekeliling sokbreker (Gb.2). Jadi kesulitan kalau sokbreker sudah lemah tapi tidak bocor. Terlihat normal, tapi ternyata kinerjanya sudah tak maksimal.

 

 

Alasan terakhir lebih dari kebiasaan pemilik kala mengangkut beban. Kalau hanya maksimalisasi jumlah penumpang, tentu tak masalah karena MPV seperti Kijang sudah didesain untuk mengangkut 8 orang.

 

 

"Masalah timbul kalau mobil penumpang tapi dimuati barang banyak. Sebaiknya lihat beban maksimal di buku manual (Gb.3)," urai tuner yang tinggal di daerah Serpong ini.

 

Kalau bobot rata-rata orang sekitar 65 kg, total 8 orang jadi berkisar 520 kg. Beda kala dipakai angkutan barang, mengukur bobot totalnya tentu tak semudah itu. Pemiliknya pasti ingin barang yang dimuat sebanyak mungkin.

 

 

Solusinya tentu harus ganti unit per yang patah. Tak harus ganti satu set per keseluruhan tentu, cukup pada per yang patah saja. Kalau ganti dengan part orisinil, harga 1 bilah per berkisar Rp 200 ribu.

 

 

Tapi bisa juga menggunakan per aftermarket yang banyak dijual. Harga 1 set per keseluruhan kiri dan kanan mencapai Rp 800 ribu. Sementara untuk Mitsubishi Kuda Rp 250 ribu/lembar dan Rp 500 ribu/set.

 

Sumber :Penulis/Foto: Rio/Reza - otomotifnet.com



Sponsored Links

Berangus kerak karbon di ruang bakar mesin..
Mobil terasa kurang bertenaga, ngelitik, boros bensin dan emisinya kurang bagus meski rajin tune up?...

Modification guidance - Pasang air scoop Jazz?
Selain menambah sporty dalam penampilan, berfungsi guna menangkap angin sewaktu mobil berjalan untuk...

Ganti brush, starter tokcer kembali dan lebih halus..
Pernah ngalamin starter otomatis susah hidup? Padahal tegangan aki masih bagus (12,3 Volt) serta ben...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru