|
|||||
Kategori Mobil
Fungsi Spare Part Mobil Memperbaiki Mobil Merakit Mobil Perawatan Mobil Tips Trik Mobil Kategori Sepeda Motor Fungsi Spare Part Motor Memperbaiki Motor Merakit Motor Perawatan Motor Tips Trik Motor Tips Trik Umum |
|||||||
Problem Solving - Lari Yamaha V-Ixion kok ndut-ndutan yah?Navigation: Otomotif » Sepeda Motor - Memperbaiki
Sponsored Links
Author: Penulis/Foto: Kl:X, DiC Motor injeksi dirancang minim perawatan. Paling cuma perlu ganti oli rutin, busi dan lainnya. "Kalo ada masalah di sistem injeksinya, akan langsung terpantau lewat lampu indikator malfunction di dasbor (gbr.1),
" kata Yayat Suryana, chief mekanik Ami Jaya Motor di Ruko Griya Asih Jl. Tole Iskandar, Depok 2 Tengah, Depok, Jabar.
Lha, kalo sistem injeksi baik-baik saja, tapi lari motor ndut-ndutan? Seperti dialami Rachmat Wiriantoro pada Yamaha V-Ixion 2007-nya. "Itu terjadi setelah gue ganti knalpot racing. Malah kadang mesin suka overheat.
Awal-nya sih lari motor oke-oke saja. Tapi 2 bulan kemudian muncul kendala ndut-ndutan. Padahal busi sudah ganti baru dan setelan CO dinaikkan dari 0 (standar pabrik) jadi +2 buat memperkaya asupan bahan bakar," bingung karyawan advertising di Mega Kuningan, Jaksel ini.
Menanggapi itu, Taqwa Suryo Swasono, bos Garden Speed di Rempoa, Jaksel coba kasih analisa. "Desain knalpot juga bisa mempengaruhi performa dapur pacu.
Bisa jadi karena konstruksinya dirancang terlalu plong, back pressurenya jadi berkurang. Sehingga ECU ngebaca kondisi mesin saat itu tak sesuai kebutuhan."
Yayat pun setuju sama Taqwa. Tapi untuk memastikannya, ia menyarankan coba tukar dulu knalpotnya pakai standar bawaan motor. "Lalu rasakan akselerasinya. Jika gejala ndut-ndutan masih ada, bisa jadi bukan dari knalpot. Melainkan dari komponen lain yang tak terdeteksi sistem mulfunction injeksinya," jelas pria kelahiran 1966 ini.
Terbukti apa yang dikatakan Yayat gak meleset. Saat Rachmat coba mengganti saluran gas buang standar bawaan motor, kendala lari ndut-ndutan masih terjadi. "Jika demikian, sesuai pengalaman kami menangani V-Ixion, yang kerap jadi biang keladi adalah busi.
Bisa karena kinerjanya menurun akibat masa efektifnya sudah lewat. Atau spesifikasi busi tak sesuai kebutuhan mesin," urai Yayat.
Lebih amannya, ia mangajurkan para V-Ixioners mengganti busi setiap jarak tempuh 6.000-7.000 km atau setiap 3 kali servis rutin/ganti oli.
Namun menurut Yayat yang paling sering terjadi adalah kesalahan mengaplikasi busi. "Tak sedikit pemilik V-Ixion yang mengganti busi pakai punya motor lain. Padahal speknya ada yang tidak sama," tukasnya
Contoh punya Yamaha Jupiter MX 135 dan beberapa tipe motor lain. "Dilihat sekilas sih sama. Terutama panjang drat businya. Tapi bila diteliti, konstruksi elektrodanya beda. Punya V-Ixion lebih mendem dibanding milik motor lain (gbr.2).
Kodenya untuk merek NGK yakni CR8E. Sedang Denso tipenya U24ESR-N," terang Yayat.
Nah, akibatnya bila diganti yang elektrodanya lebih nongol, lanjut Yayat, akan membuat titik bakar busi terlalu dekat dengan pucuk piston.
Sehingga berakibat pembakaran kurang optimal. "Salah satu gejalanya, lari motor kayak mbrebet tadi," tambahnya. Dan rupanya kekeliruan tersebut tak disadari Rachmat.
Pasalnya saat dicek, warga Pondok Labu, Jaksel ini memang salah menggunakan busi. Yang ia pakai ternyata punya Jupiter MX 135.
Buktinya saat komponen pemercik tersebut diganti Yayat pakai yang khusus buat V-Ixion, kendala ndut-ndutan langsung hilang sampai sekarang. So, jangan salah lagi ya?
Sumber :Penulis/Foto: Kl:X, DiC - otomotifnet.com Sponsored Links |
Problem solving - Atasi suara berisik di bodi motor bebek? Perawatan Eksterior - supaya plastik selalu resik! Service guidance - Filter dan pompa bensin! |
||||||