Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Service Guidance - Deteksi roda yg belakang goyang!


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Penulis:Jotos

Meski naik motor tiap hari, gak semua motormania paham besutannya. Seperti Wirawan Putra Haryatama nih.

 

"Waktu mau ke rumah saudara di daerah Mampang, Jaksel, saat menikung motor saya terasa goyang seakan mau jatuh. Setelah itu saya langsung buru-buru ke bengkel terdekat," kisah warga Jl. Rawa Kopi No.14, Pangkalan Jati, Cinere Limo, Depok, Jabar ini.

 

Hasil curhat sama Ahmad Fauzan, mekanik Lay Speed (LS) bilang, "Oh, kalo gejala oleng di belakang sih, biasanya ada beberapa bagian yang perlu dicurigai," kata pemilik bengkel di daerah Tegal Parang Selatan No.14, Mampang Prapatan 11, Jaksel.

 

Di antaranya; bos arm, laher roda, sokbreker buritan, pelek serta ban. "Coba cek satu per satu!" pesan pria tinggi besar ini. Nah, kalau telanjur rusak atau aus, ya jangan didiamkan.

 

Intinya, segera ganti baru. "Itu agar tak terjadi hal yang tak diinginkan," tambahnya. Nah, untuk praktik, Ahmad pun lantas mencontohkan pada Honda Supra Fit 2005.

 

Bos Arm

Gambar 1

 

 


Sebagai perapat antara lengan ayun dengan rangka saat diikat asnya. Mengeceknya, lengan ayun memang harus dilepas dulu dari rumahnya.

 

Jika komponen ini sudah aus, akan mempengaruhi as swing arm. "Jadi ada celah atau sedikit longgar," bilang Ahmad. Pemicunya, selain usia pakai, bisa juga kurang perawatan atau diberi pelumasan.

 

Akibat kotoran menumpuk bikin seret dan mengikis dinding bos saat swing arm bekerja. Mau gak mau ganti baru. Di toko spare-part dihargai Rp 30 ribu per buahnya (orisinal).

 

Laher Roda

Gambar 2

 

 


Kalau pelor di dalam peranti ini sudah pecah bikin roda belakang goyang. Lagi-lagi, akibat kurang perawatan bikin komponen ini cepat rusak.

 

"Mendeteksinya gampang. Saat direm, akan terasa ada jeda atau muncul gejala sedikit goyang," lanjut mekanik ramah ini. Nah, kalau peranti ini sudah gak layak pakai, kudu ditukar baru. Biayanya cukup Rp 20 ribu per buah.

 

Sokbreker Belakang

Gambar 3


Jika bermasalah, pengaruh yang terasakan saat bermanuver. Akan menimbulkan gejala oleng atau terasa keras dan jedag-jedug saat melintasi trek rusak. Biasanya, per sudah mati, keras dan gak main lagi.

 

Sebaliknya, kalo pegas keempukan, "Bikin motor gak mantap menikung, bisa membel tuh besutan," lanjutnya. Mau ganti yang anyar. Untuk menebusnya, part ini dihargai Rp 150-200 ribuan.

 

Pelek


Ini alat berjalan bagi motor. Untuk mendeteksi, bisa dari putarannya. Jika saat diputar-putar speleng ada dua kemungkinan. Pertama laher atau bos roda dan jari-jari (jika bukan model racing) yang bermasalah.

 

Bila mau ganti baru, khusus model jeruji dihargai Rp 65 ribu per buah. "Tapi kalo spelengnya gak parah, disetel aja ke tukang pelek. Ongkosnya Rp 15 ribu untuk satu pelek," ungkap pria yang suka memakai celana pendek ini.

 

Ban


Ini alasnya pelek. Kalo bermasalah, juga bisa memicu gejala geyal-geyol di buritan. Terutama jika garis ban yang di samping sudah gak sama atau rata lagi dengan garis lain. Ini muncul bisa karena emang dari baru (cacat) atau karena umur pakai.

 

Selain itu, "Bisa juga saat ganti ban gak diperhatiin dalam pemasangannya," Ahmad kembali mengingatkan. Oh ya, kalau hanya menyetel ulang, ongkosnya Rp 7 ribu. 

 

Sumber :Penulis:Jotos - otomotifnet.com



Sponsored Links

Suzuki Spin - membikin pelek Jari-Jari ring 17 di Suzuki Spin, pilihan tampil beda!
Belakangan, banyak Suzuki Spin 125 mengaplikasi pelek jari-jari. Maklum, meski tampilan minimalis, t...

Tampil Fashion - memasang panel indikator indiglow Ninja 250!
Panel indikator (spidometer dan lainnya) bernuansa indiglow tentu enggak selalu identik dengan mobil...

Subtitusi part - Yamaha Vega pakai per kopling Suzuki Satria FU : akselerasi lebih menohok
Dengan mesin sudah banyak ubahan, biasanya mekanik motor balap juga melakukan penggantian per koplin...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru