Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Uji konsumsi bahan bakar - Cerita di balik uji 100 Km/Jam...?


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Penulis/Foto: Ben / Reza

Gambar

 

 

 

 

Berbagai pengujian mobil di­lakukan. Masing-mas­ing me­­­nerapkan hasilnya untuk di­­­publikasikan, mulai dari per­­forma, akomodasi ruang hingga yang paling sering menjadi perhatian, kon­­­sumsi bahan bakar.

 

 

Namun ada yang berbeda dari tabloid kesayangan Anda ini. Pada tiap pengujian yang belakangan dicontoh beberapa ATPM besar ini, selalu menetapkan hasil tes konsumsi bahan bakar dengan kecepatan konstan 100 km/jam. Mengapa demikian?

 

 

JALAN KOSONG


Pengetesan konsumsi bahan bakar, rata-rata dilakukan pada rute dalam kota dan kombinasi antara jalur tol dan jalan biasa. Rute dalam kota, umumnya mencerminkan situasi sehari-hari yang dilalui pengguna mobil.

 

Terkadang melewati jalan lengang, atau seperti di ibu kota kerap melewati jalur macet dan padat kendaraan, pada jam-jam tertentu, misal saat menjelang jam masuk kantor dan ketika setelah jam pulang kantor.

 

Tetapi, kondisi ini tak mungkin sama setiap harinya. Walaupun pengisian bahan bakar dilakukan pada titik yang sama dan rute yang dilalui pun serupa. Begitu juga jalur luar kota, tentu tak akan pernah sama kondisinya tiap kali dilalui.

 

Gambar 1-2

 

 

 

Maka dari itu OTOMOTIF memberi parameter tambahan dalam setiap pengetesan konsumsi bahan bakar dari tunggangan yang diuji. Yaitu dengan melakukan kecepatan konstan 100 km/jam dengan jarak 100 km.

 

Tentu perlu trik tersendiri dalam melakukan pengetesan ini. Jam berapakah tunggangan bisa melaju konstan dengan kecepatan 100 km/jam? Jawabannya tentu saja dini hari. Ketika sebagian besar penduduk ibu kota tertidur pulas di atas kasurnya, kami menguji di tol dalam kota.

 

Lantas, kenapa kecepatan 100 km/jam? Dari berbagai mobil yang dicoba, saat mobil berlari dengan kecepatan segitu, putaran mesin rata-rata berada di kisaran 2.500-3.000 rpm,. Di mana melihat pada spesifikasinya, kitiran mesin menjelang torsi maksimum, tentu efisiensi mobil cukup tinggi di putaran mesin tersebut.

 

 

 

 

 

Gambar 3

 

 

 

 

 

Tetapi ada bebera­pa tunggangan dengan ra­sio perbandingan gi­gi ak­hir cukup besar, tak sampai kecepatan 100 km/jam putaran mesin sudah di atas 3.000 rpm, maka disesuaikan saja kecepatan tersebut dengan putaran mesinnya.

Misal konstan 3.000 rpm de­ngan jarak serupa, yaitu 100 km.


Da­ri sana bisa diketahui patokan tetap tiap kendaraan yang dicoba. Dengan ada­nya patokan yang sama, akan menjadi mudah bagi pembaca untuk membandingkan konsumsi bahan bakar tiap-tiap mobil yang diuji.

 

Lantas bolehkah hanya keliling 20 km dan tidak 100 km? Berdasar uji coba kami terdapat perbedaan konsumsi yang signifikan antara 20 km dan 100 km. Semakin jauh jarak yang ditempuh akan semakin presisi pengukurannya.

 

Kesimpulan akhir, semakin rendah putaran mesin saat 100 km/jam, maka akan semakin irit mobil tersebut. Mobilpun akan semakin nyaman akibat bising yang rendah dari putaran mesin.

 

Sumber :Penulis/Foto: Ben / Reza - otomotifnet.com


commented on 02 Jun 2010, 00:08:55
jadi,bagaimanakah metode yang standar untuk pengujian konsumsi bahan bakar bila metodenya road test atau tes jalan (pada mobil yang bergerak)?



Sponsored Links

Subtitusi kampas kopling Yamaha Vega ZR - Vega ZR pakai kampas kopling Jupiter MX / Kharisma..
Jika kita melongok jumlah kampas kopling di Yamaha Vega ZR pasti heran. Kenapa? Sebab, di besutan in...

Yamaha Scorpio Z - Filter oli scorpio z bisa tukar pakai ke jupiter mx loh..
Namanya juga sedulur (saudara), sah-sah saja kalau saling tukar komponen. Alkisah, fast-moving parts...

Rajin servis,asap tipis, emisi rendah..
Penerapan uji emisi bagi ken­daraan, membuat penggu­nanya harus menjaga kondisi mesin tetap prima,...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru