Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Settingan CDI untuk bikers gendut agar Motor bisa ngacir bro!


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Uut / Dolok - otomotifnet.com

Memiliki bobot tubuh 80 kg dan tinggi 170 cm, Rahmat merasa lari motor kesayangannnya kurang pas dengan posturnya tersebut.

 

Gambar 1

Gbr 1

 

 

 

 

 

 

 

Makanya ia lantas berkonsultasi dengan sahabatnya mengenai bagaimana ca­ra mendapatkan settingan yang pas untuk Honda Revo 110 cc besutannya.

Pasalnya, setiap hari ia harus menempuh jarak sekitar 50 km dari rumahnya di daerah Taman Mini, Jaktim menuju kantornya di kawasan Semanggi, Jaksel, pulang-pergi (pp).

 

 

 

FIX ATAU PROGRAMMABLE

Ia pun lebih banyak melakukan manuver alias harus meliuk-liuk dalam kondisi lalu lintas padat. Nah, seperti apakah settingan yang harus ia terapkan agar performa bebek berlambang sayap mengepaknya itu bisa tetap gesit mengangkut dirinya atau mungkin Anda yang punya postur mirip-mirip Rahmat?

 

Nah, dari hasil tanya sana-sini, banyak masukan yang ia terima. Mulai dari mengoprek sektor dapur pacu sampai ganti jeroan mesin dan saluran gas buangnya. Namun dari semua itu, tidak ada yang berkenan di hatinya lantaran ribet kalau sudah berurusan dengan bongkar mesin. Selain memakan biaya cukup besar, ia tak mau setiap komponennya enggak orisinil lagi.

 

 

Menilik kasus diatas, sebenarnya apa yang diinginkan Rahmat tidaklah sulit untuk diwujudkan. Pilihannya ada pada penambahan torsi pada besutan. Jika torsi dinaikin, maka kemampuan motor dalam berakselerasi, meski mengangkut beban yang berat, akan tetap baik.

 

 

Nah, untuk mendapatkan hal itu, ada cara mudah yang bisa dilakukan tanpa perlu mengorek dapur pacu. Yakni dengan meningkatkan kinerja sektor pengapian.

 

"Sebenarnya performa mesin masih bisa ditingkatkan lagi lewat sektor ini. Salah satu cara yakni dengan memprogram ulang pengapian, mapping serta stability," bilang Tommy Huang, bos PT Trimentari Niaga, produsen CDI BRT yang bermarkas di Cibinong, Jabar. Yang dimaksud adalah mengoptimalkan derajat pengapian serta menstabilkan percikan api di busi.

 

 

Sayangnya, pada CDI standar tidak bisa dilakukan hal ini. Alternatifnya, yaitu dengan mengganti CDI yang timingnya sudah disetting optimal atau bisa diprogram (jenis programmable) sesuai kondisi yang kita inginkan. Nah, di pasaran CDI seperti ini sudah cukup banyak dijajakan. Baik itu impor maupun lokal. Antara lain merek BRT atau Rextor.

 

 

Menurut Tommy, dengan postur tubuh seperti Rahmat serta kondisi jalan di ibu kota Jakarta yang terkenal padat, sebenarnya sudah cukup hanya pakai CDI BRT tipe Neo Hyperband yang kurva pengapiannya fix.

 

 

Tinggal pasang (plug and play) tanpa perlu setting ulang kurva pengapiannya. Harganya Rp 400 ribu. "Pada CDI ini untuk Revo 110, kurva pengapian sudah kami setting seoptimal mungkin. Sehingga dijamin performa mesin akan lebih baik dari standarnya," yakin Tommy.

 

Ucapannya tersebut dibuktikan dengan menguji langsung Neo Hyperband type DC pada Revo 110 standar lewat dynometer merek Dynojet Model 250i milik BRT. Tentunya dengan dibandingkan dengan CDI standar. Hasilnya, torsi dengan tenaga bertambah sekitar 10%.

 

Gambar 2

Gbr 2

 

 

 

 

Nah, dengan meningkatnya torsi, apalagi itu terjadi di putaran rendah, sudah pasti berimbas pada kemampuan motor ketika berakselerasi di putaran bawah.

 

"Akselersi awal atau buka-bukaan gas di putaran bawah bakal lebih cepat. Meski mengangkut beban yang agak berat. Karakter seperti ini cocok untuk melakukan manuver-manuver kecil," terang Tommy.

 

Selain itu, dengan bertambahnya torsi dan tenaga, otomatis akan membuat konsumsi BBM jadi lebih irit. Lantaran buka-bukaan gas tidak perlu terlalu dalam untuk berakselersi dengan baik.

 

"Dengan menggunakan bensin Premium, pemakaian CDI BRT Neo Hyperband pada Revo bisa memperirit konsumsi bahan bakar sebanyak 29%", jamin Tommy.

Namun bila settingan pengapian yang ada pada CDI model fix dirasa masih kurang cocok dengan karakter, kondisi jalan maupun postur pengendara, kata Tommy silahkan saja mengaplikasi otak pengapian yang derajat pengapiannya bisa diutak-atik sesuka hati alias programmable. Namun konsekuensinya, banderol CDI model ini tidaklah murah. Ambil contoh BRT I-Max Remote, dilego sekitar Rp 1 juta.

 

 

"Toh kurva pengapian yang ada pada BRT Neo Hyperband, sebelumnya kami cari dulu pakai I-Max Remote," beber Tommy. Dengan kata lain, pada Neo Hyperband merupakan hasil pencarian optimal dari CDI programmable BRT.

 

Gambar 3

Gbr 3

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber :Penulis/Foto: Uut / Dolok - otomotifnet.com


richen commented on 03 Dec 2012, 07:51:26
apakah ini berpengaruh pada topspeed dan akselerasi??



Sponsored Links

Mendeteksi mesin panas susah hidup - Pengapian atau karbunya?
Lazimnya problem yang sering terjadi di motor, saat mesin dalam kondisi lama tidak dipakai atau ding...

Sistem Arus Charging - Charger di Mobil, Bikin Rusak Handphone?
Bagi yang sering mondar-mandir, biasanya sedia charger untuk baterai handphone di mobil. Uniknya, se...

Problem Solving - AC Daihatsu Gran Max Kurang Dingin
Bawaan lahir, Daihatsu Grand Max sudah dilengkapi AC (Air Conditioner) single blower yang berfungsi...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru